Davis sudah sampai di depan Lobby Apartemen, Naira terlihat berjalan menuju dimana Davis menunggu nya. Dari kejauhan Davis memberikan senyuman untuk Naira, begitupun Naira yang terlihat tersenyum. Dan tidak lama kemudian, Naira menghampiri Davis. Davis menyambut istrinya itu dengan tangan yang sangat lebar, Naira pun segera memeluk suaminya. “Maafin aku ya.” Ucap Naira dengan senyuman melekat di wajahnya, “I'm sorry that I've gone too far, let alone to break the glass and your cell phone. How childish was I that night?” ungkap nya dengan nada yang sangat lembut, Davis mengusap ujung kepala istrinya itu, lalu ia mengecup pipi Naira. “No need to think much about it, I know how it feels to be you. How come I'm in the wrong here, I should have been more open with you. especially a big proble

