Semilir Angin yang begitu dingin itupun seakan menusuk tulang demi tulang di dalam tubuh Naira, wajah Devano sang anak bayi yang delapan belas bulan yang lalu telah ia lahirkan begitu selalu terlintas dalam bayangnya. Naira membungkuk di atas balkon Apartemen milik Rachel juga suaminya itu, dan dari dalam ruangan lain, sosok Andini begitupun Rachel terlihat memperhatikan Naira dari kejauhan. “Mama, sampai kapan penderitaan Naira selesai?” Tanya Rachel. Andini menggelengkan kepalanya, “Entahlah Rachel, Mama pun tidak tahu.” Ucapnya menjawab. “Apa ide yang akan mama tuangkan untuk menyelesaikan permasalahan ini, Rachel takut jika kesehatan Mental Naira terganggu karena masalah yang datang bertubi-tubi seperti ini.” Ujar Rachel dengan helaan napas yang begitu berat, Andini menatap wajahnya

