Naira mengunci diri di dalam kamar, Naira benar-benar merasa kecewa terhadap sikap yang di berikan suaminya. Davis pun terlihat tak henti mengetuk pintu kamar Naira, berharap Naira segera membuka pintunya itu. Namun sayang Naira enggan membuka pintu kamarnya, dering ponsel memecah suasana Davis yang pada saat itu memfokuskan diri untuk meminta Naira membuka pintu kamar seketika menerima panggilan nya terlebih dahulu. ‘Mama Andini’ Nama itu tertera pada layar kaca ponselnya, Davis pun segera menjauh dari hadapan kamarnya itu, lalu menerima panggilan yang diberikan Andini. “Halo Mama,” sapa Davis. “Sayang, Naira ke kampus ya?” Tanya Andini, helaan napas Davis terdengar di sana. “Mmm, enggak Mam. Kenapa?” Tanya Davis balik, suasana hatinya mulai tidak kondusif. Davis takut jika Andini men

