Davis terlihat berjalan sempoyongan, ia juga menutup luka itu dengan menggunakan syal yang selalu ia bawa kemanapun dirinya. Ia memasuki ruangan Apartemen miliknya itu, dengan langkah kaki yang terlihat sudah tidak kuat menahan tubuhnya itu, Ia tetap terlihat berjalan menuju ruang tengah yang menjadi bagian favorit semua orang yang tinggal di dalam Unit Apartemen tersebut. Seseorang menyalakan sebuah lampu, ia begitu terkejut saat melihat tangan Davis yang saat ini tak henti mengeluarkan cairan berupa darah itu. “Kamu pasti mabuk kan?” Tanya Naira yang pada saat itu segera membantunya untuk duduk di atas sofa, Naira pun segera membawakan sebuah kotak obat agar dapat membersihkan luka di tangan Davis tersebut. Mendengar suara gaduh, Joe pun segera beringsut keluar kamarnya. Ia tak menya

