“Noah, ini sudah tiga hari berlalu sejak kau berjanji untuk menjelaskan padaku siapa pria yang sekarang kau kurung di dalam gudang itu. Berapa lama lagi kau akan membungkam kebenaranya?”
Betapa telingaku bosan mendengar kalimat itu selama tiga hari ini. Jasmine terus menyerbuku dengan pertanyaan yang sama, mengganggu malamku, siangku, pagiku dan semua aktivitas yang kukerjakan. Dia seperti rasa malas yang selalu muncul dalam waktu yang tak pas.
Itulah mengapa, tiga hari belakangan ini aku berusaha menghindari rasa malas itu, pergi dengan teman-temanku. Pagi ini, aku sudah siap dengan setelan jas bewarna hitam di depan cermin seukuran badan. Sejujur-jujurnya, aku tidak akan bosan menghabiskan waktuku dengan Jasmine, tetapi dia terus bersikap seolah aku punya kewajiban padanya untuk mengat
