Part 20 Argan menatap tajam Sakha yang duduk membisu di hadapannya. Nara duduk di sebelah Argan dan menatap Sakha datar. “Mulai sekarang dan seterusnya, panggil mama Nara dengan panggilan ‘mama',” kilat sorot mata Argan menyiratkan ketegasan. Sakha mengerucutkan bibirnya, “tapi Ayah...” “Tidak ada tapi-tapian,” sela Argan tegas. “She is your Mom now. Calling your mother by name isn't polite. It's rude!” lanjut Argan dengan nada yang lebih tegas. Sakha beringsut. Ini pertama kali Argan bicara begitu tegas, terdengar seperti bentakan bagi Sakha. Nara cukup kaget. Tak biasanya Argan bicara setegas ini. Mata Sakha berembun. Isak tangis seketika meluncur dari bibirnya. Argan menggeleng. “Kenapa nangis? Apa ayah menyuruhmu melakukan sesuatu yang berat? Apa kurangnya mama Nara? Dia me

