Part 22 Nara melirik Argan yang masih anteng mengoreksi lembaran skripsi. Suaminya terlihat jauh lebih keren saat sedang serius begini. Sayangnya, ia sedang tak berminat memandangi tampang serius Argan. “Mas....” “Ya, sayang. Bentar ya, nanggung. Bentar lagi selesai,” balas Argan tanpa menoleh. “Dari tadi nggak selesai-selesai.” Nara mengerucutkan bibirnya. Argan menoleh ke arah istrinya yang cemberut tapi tetap terlihat imut di matanya. “Iya deh, aku beresin dulu semuanya ya.” Argan meletakkan skripsi itu di nakas. Selanjutnya ia pusatkan perhatiannya pada istrinya seorang. “Udah selesai. Mau ngomong apa?” Argan memasang tampang manisnya. Nara mengembuskan napas. “Ngomong apa ya... Kok malah jadi bingung.” Argan tertawa, “Jangan-jangan emang nggak mau ngomong, tapi pingin di

