Part 9 Nara mengerjap. Matanya membuka perlahan. Selimut itu masih membungkus tubuhnya hingga ke d**a. Ia melirik Argan yang masih terpejam. Biasanya Argan bangun malam untuk sholat Tahajjud, malam ini dia terlihat kelelahan. Tentu saja, semalam Argan menggempurnya habis-habisan, seperti berabad-abad tidak makan. Tak ada satupun di setiap jengkal tubuh Nara yang lolos dari sentuhan dan ciumannya. Namun, Argan cukup memahami bahwa semalam adalah malam pertama untuk Nara. Ia melakukannya dengan lembut dan berkali-kali bertanya pada Nara, apakah hendak dilanjutkan atau tidak ketika gadis itu meringis menahan sakit. Nara yang terkadang begitu manja, semalam seakan menjelma menjadi wanita dewasa yang menyerahkan dirinya seutuhnya untuk Argan. Salah satu moment krusial dalam hidupnya telah t

