Beberapa kali Lexa menghubungi Prada namun teleponnya tak juga di angkat. Lexa hampir saja menyerah sampai akhirnya di panggil entah yang sudah keberapa kali sambungan tersebut tersambung. Namun bukan Prada yang mengangkat sehingga Lexa berpikir apakah dia salah menghubungi orang. Namun nomer tidak salah pikirnya. “Apa betul ini nomer Pak Prada?” Tanya Lexa. “Iya, benar. Ada apa?” Tanya perempuan di sebrang telepone tersebut. “Saya ingin bicara dengan Paka Prada apa bisa?” Lexa bisa mendengar perempuan tersebut menghela napasnya panjang. “Ayah saya udah nggak ada, Ayah saya meninggal tadi malam.” Lexa seperti mimpi ketika mendengar kabar tersebut. Baru saja tadi malam ia bertemu dengan sahabat dari Ayahnya itu, sekarang ia malah mendengar kabar tidak baik itu. “Kamu serius? Kalau bole