3

436 Kata
"Mampus deh gue ..." umpat Lova di dalam hati. Lova terus menunduk dan melangkah masuk dnegan bantuan garis lantai agar tidak menabrak meja. Rey memijat pelan keningnay dan duduk bersandar dengan tenang. Sikapnya terlihat angkuh dan sangat dingin. "Kamu ... Cewek yang waktu itu kan?" tanya Rey dengan suara begitu tajam. "Ma -maafkan saya soal waktu itu, Pak. Jangan persulit saya," jawab Lova begitu gugup. Mata kuliah ekonomi bisnis ini sangat penting untuk Lova. Karena semester depan ia bisa ambil KKN Lokasi dengan syarat lulus mata kuliah ini. Kalau tidak, bisa bahaya. Target lulus tiga setengah tahun yang diminta oleh Papanya bisa gagal total. "Oh .... Jadi itu benar kamu? Tadi ku pikir kamu bukan gadis itu. Ternyata benar," ucap Rey terkekeh. Rencananya ingin menggoda dan memberikan pelajaran pada gadis yang kini terlihat tak berdaya di depannya. "Pak ... Saya kesini cuma mau kumpulkan tugas saja. Saya sudah minta maaf soal waktu itu," jelas Lova lagi. "Oke. Saya akan terima tugas kamu yang terlambat di kumpulkan itu dengan satu syarat. Saya juga akan melipakan kejadian waktu itu dengan satu syarat juga," jelas Rey sedang bernegosiasi. "Bapak sedang mengancam saya?" tanya Lova spontan penuh emosi. "Enggak. Ini hanya sebuah negosiasi saja. Kalau kamu mau silakan, kalau enggak juga tidak maslah," jelas Rey tanpa beban. "Oke ... Saya mau," ucap Lova dengan cepat. "Malam ini kamu akan saya ajak ke rumah untuk makan malam bersama keluarga saya. Dan satu lagi, kamu harus menjadi pacar saya," titah Rey dengan suara tegas tanpa bisa terbantahkan. "Apa?!" teriak Lova spontan. "Ish! Kenapa harus teriak sih?" ucap Rey sambil meniup -niup kepalan tangannya untuk menutup telinganya. "Ya saya kan kaget, Pak. Kita itu gak kenal. Bapak juga dosen baru di Kmapus ini. Mau ngajak saya makan malam dan pura -pura jadi pacar bapak. Saya gak mau," jelas Lova. "Ya sudah. Saya gak bisa terima tugas kamu dan kamu masih punya hutang untuk masalah waktu itu," jelas Rey lagi. Lova mengehmbuskan napasnya dengan berat. Ia bingung dan semua ini benar -benar mmebuatnya stres. "Okelah. Cuma buat kali ini saja kan?" ucap Lova lagi. "Eum .... Gak hari ini aja, tapi untuk satu bulan," jelas Rey tegas. "Apa?! Ya ampun, Pak. Jelek banget sih,nasib aku," ucap Lova dengan nada lemah. "Mau gak?" tanya Rey lagi. "Oke satu bulan. Deal!" jawab Lova pasrah. "Good girl," jawab Rey dengan senyum sumringah. Setidaknya ia bisa membawa Lova ke rumah dan meyakinkan mamanya bahwa ia sudah memiliki kekasih. Setidaknya aman dulu lah untuk bulan ini. Langkah selanjutnya dicari lagi. Keduanya saling bersalaman sebagai tanda mereka sudah menyepakati kesepakatan yang mereka harapkan. Lalu, Lova memberikan makalah bisnis kepada Rey.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN