Sekarang setelah sadar bahwa di leherku banyak jejak Harry semalam, yang malu bukan Melly, tapi aku. Malu sekali! Bahkan Melly nampak menahan tawa, "Hati-hati, Mbak. Sepupuku ini suka berubah jadi drakula kalau malam." "Ck, siapa bilang? Bukan berubah jadi drakula, tapi jadi pangeran cinta! Haha!" Roni malah ikut menggoda kami. "Apaan sih kalian? Udah ah, kamu lagi, kenapa malah tertawa?" Aku menatap kesal ke arah Harry. Yang ditatap malah dengan sengaja merangkul bahuku, "Mau ditambah lagi?" "Bang! Bawa istri kamu ke kamar kek, mata kami ternodai!" ucap Roni sambil pura-pura menutup mata. "Makanya cepetan nikah gih! Sayang, ayo kita ke kamar!" Harry dengan sengaja menarik lenganku dan membawaku ke kamar. "Ish, kalian ya benar-benar! Mel, kita ngamar juga boleh gak ya?" ucap Roni.