“Sayang, kamu di mana?” tanya Langit di ponsel Cinta. “Aku dari toilet menuju ruang operasi,” jawab Cinta. “Masih bersama pengawal kamu, kan?” nada cemas tak bisa Langit sembunyikan dari nada bicaranya. Air mata Cinta kembali meleleh di pipi, bahkan ketika papanya bertaruh nyawa Langit masih begitu mengkhawatirkannya. “Iya, Sayang, aku sudah hampir sampai kok,” jawab Cinta menoleh kepada pengawal di belakangnya sambil berusaha menghapus air mata. Tak berapa lama sesuai dengan jawabannya Cinta sudah berbelok menuju arah ruang operasi. Melihat Cinta yang berjalan ke arahnya, Langit segera memburu gadis itu dan segera memeluknya erat. Tangis Cinta meledak lagi dalam pelukan Langit. “Maafkan aku, Lang,” bisik Cinta di antara isak tangisnya. “Kenapa minta maaf, apa yang salah dari kamu, S