Di rumah Kakek, Shalsha menyiapkan jamuan untuk kedatangan teman-temannya yang kebetulan baru bisa datang sekarang. Mereka sudah berencana untuk datang bersama-sama. Mala, dan 7 orang lainnya datang memeluk Shalsha setelah sebelumnya hanya bisa memberikan dukungan lewat pesan saja. “Gue turut berduka cita ya.” “Yang sabar ya, Sha. Tuhan pasti punya rencana lain buat lu.” “Lu temen gue yang kuat, lu pasti bisa lewatin semua ini.” “Maaf kita semua baru dateng. Bukannya kita gak peduli sama lu ya.” “Sorry banget, Sha.” Kalimat-kalimat pendukung seperti itu biasanya membuat Shalsha merasa sedih, tapi kini mentalnya sudah terbentuk. Hanya memberikan senyuman kecil dan mengangguk. “Gak papa, ayok pada masuk yuk. Seneng gue didatangin sama kalian. Kangen banget tahu.” “Terus sekarang lu s