Seline perlahan membuka matanya, menatap langit-langit ruangan yang tampak elegant. Dia juga sadar kalau dibalut selimut tebal, kasur yang empuk juga bantal yang wangi. “Gak mau bangun dari mimpi,” ucapnya membalikan badan dan menutup dirinya dalam selimut sampai batas leher. “Tubuh gue yang asli lagi ngapain ya? pasti sekarang lagi hipotermia.” Tanpa Seline tahu, Zain baru saja masuk ke dalam kamar dan mendengarkan gumaman mahasiswanya tersebut. sampai berdecak mendengarnya. “Anjirr, mana ada wanginya Pak Zain lagi.” “Emangnya kenapa kalau wangi saya?” tanya Zain yang membuat Seline menoleh seketika. “Gak usah drama, kamu gak lagi ngimpi. Saya bawa kamu kesini karena kamu pingsan.” Seline diam sejenak, diam-diam dia mencubit dirinya sendiri. ternyata sakit juga. “Nih, minum dan hanga