62. Tak Ada Logika

1842 Kata

Sepertinya dinding mulai tidak baik-baik saja, harus tetap berdiri kukuh menjadi saksi bisu sekaligus penopang tubuh Flora di sana, sesaat ketika bibirnya dilibas brutal oleh Cakrawala. Ya, gimana, ya? Takdir dinding yang tidak bisa lari ke mana-mana, dia tetap di sana walau tak ingin melihat adegan delapan belas tahun ke atas di depannya. Untunglah, usia dinding lebih sepuh ketimbang para pelaku primitif di sana. "Perut aku ...," bisik Flora. Oh, iya. Wala makin mendesak soalnya. "Panas banget, Ra ... tolongin." Sudah ambyar dirasa. Sumpil, Kawan! Bersyukur dinding diciptakan tanpa indra. Wala gegas menuntun Flora dengan agak tidak sabaran, tetapi tetap berusaha waras dan penuh kehati-hatian, mendudukkannya di ranjang kamar itu, lalu gegas meloloskan segala jenis rangkaian benang di

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN