Empat Puluh Delapan

1646 Kata

Ellea merasa sangat segar, meski tertidur di paha sang suami dengan beralaskan kursi besi, namun rasanya sangat nyaman. Petrikor, yang membaui indera penciuman Ellea membuatnya merasa tenang. Ya hujan yang membasahi tanah sering menaburkan aroma yang menentramkan bagi sebagian orang. “Sudah bangun?” ujar Kenzi. Ellea mengangguk, Kenzi membantu Ellea duduk, hujan masih mengguyur dengan deras meski tidak sederas tadi. Ellea bersandar di bahu Kenzi dan mengeratkan pegangan tangannya. “Kira-kira kita sudah boleh lihat dedek bayi belum ya?” tanya Ellea. Kenzi melihat jam di tangannya, sudah menunjukkan pukul tujuh lewat tiga puluh. “Mungkin sudah bisa, ayo?” ujar Kenzi, membantu Ellea duduk di kursi roda dan mendorongnya menuju tempat bayi mereka. Melewati ruangan-ruangan dengan dinding k

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN