Dua Puluh Delapan*

1574 Kata

“Masih marah?” tanya Kenzi, Ellea tengah menyiapkan sarapan. “Enggak. Biasa aja,” ujarnya. Bibir bisa berkata tidak, namun ekspresinya jelas berbohong, wajahnya masih tampak masam sejak semalam. Kenzi yang sudah mandi itu pun duduk di kursi meja makan, kedua anak Ellea sudah turun dan ikut sarapan bersama. Sementara Ellea memutuskan untuk mandi. “Mama kenapa?” tanya Ghania pada Kenzi. “Biasa ngambek, namanya juga lagi dapet,” jawab Kenzi. “Oh pantes dari kemarin cemberut terus,” ujar Ghania, sementara Ghais hanya menikmati makannya. Ghania meniru wajah cemberut Ellea dan memperlihatkan ke Kenzi, sudut bibirnya tertarik ke bawah sehingga garis bibirnya melengkung seperti huruf n. Kenzi tertawa dan mengusap kepala Ghania. “Sudah, ayo makan,” ucap Kenzi. “Papa lupa ya? Katanya m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN