14. Surabaya - 2

1705 Kata

Kecanggungan amat terasa saat Mas Rivan kembali dari toilet. Aku pura-pura bermain ponsel, padahal tidak ada chat yang masuk dari siapa pun. Aku ingin berusaha biasa-biasa saja, tetapi tidak bisa karena Mas Rivan sendiri memilih untuk diam seribu bahasa. Awalnya memang begitu. Sampai ketika, pesanan kami akhirnya datang. Pelayan membawakan dua mangkuk rawon, dua piring nasi, serta satu piring berisi aneka gorengan plus satai-sataian. Yang terakhir ini adalah opsi tambahan dari pihak warung makan. Boleh ambil apa saja, nanti hitung belakangan. Suasana di antara aku dan Mas Rivan mencair karena kami sama-sama mengagumi kenikmatan kuah rawon. Rasanya benar-benar enak. Pantas saja rating google-nya bagus. Mungkin kalau harus kusampaikan kritik pada warung makan ini, pelayanannya saja yang ku

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN