Ruang kamar pengantin itu terisi aroma mawar lembut yang menenangkan. Lampu tempel di dinding memantulkan cahaya keemasan, membuat bayangan tubuh Draco tampak tegas di dinding, seolah sosoknya adalah simbol dari segala bahaya yang terbungkus dalam wujud laki-laki. Marina masih mengenakan gaun pengantin putihnya, dan napas bergetar setiap kali langkah sepatu kulit Draco bergema mendekat. Suaminya baru saja meletakkan hadiah pernikahan berupa paket honeymoon ke Maldive Island selama satu minggu. Ia tidak tahu apakah dirinya harus takut atau bersyukur. Takut, karena kedekatan laki-laki itu selalu menelan logikanya. Bersyukur, karena entah mengapa, ia merasa aman justru di bawah tatapan yang bisa membakar jantung. Draco berhenti tepat di depan ranjang. Matanya turun dari wajah Marina ke j

