Marina berdiri di ambang pintu apartemen mewah, menatap pemandangan luas kota New York dari jendela besar yang menjulang. Lampu-lampu jalan tampak seperti gugusan bintang yang berjatuhan di bawah sana.
Draco menutup pintu perlahan di belakang mereka. “Kamu tidak perlu setegangini,” ucapnya dengan suara yang berat melambung pelan. “Mulai sekarang, tempat ini adalah rumahmu.”
Marina menahan napas, matanya masih terpaku pada bayangan dirinya di kaca. “Rumahkum ya?” ucapnya pelan, hampir tidak percaya ia sudah berpindah dari dunia Antonio Zambrotta ke dunia Draco Lycenzo.
Mafia bengis nan tampan melangkah mendekat bersama napas beraroma tembakau. “Rumah sementara. Sampai hari itu tiba.”
“Hari … itu?” Marina berbalil.
Draco tersenyum kecil. “Hari pernikahan kita.”
Pria itu terlalu de
