Dia juga benci, kalau harus merelakan salah satu klien Ray yang kecentilan, seenaknya mengisi kavling kosong di hati Ray. Dan baru sekadar membayangkannya saja, Brenda langsung menggelengkan kepala keras-keras. “Enggak! Enggak boleh! Jangan sampai! Kavling itu adalah miliknya aku. Dan aku harus merebutnya kembali! Kavling itu nggak boleh dibiarkan terlalu lama enggak bertuan, sungguh!” gumam Brenda samar, saat di dalam lift. Beruntung, tidak ada orang lain di dalamnya, sehingga tidak ada yang curiga dengan dirinya yang berbicara sendiri. Kalau ada penumpang lift lainnya yang berada di sekitarnya dan mendeng