"Apa?" Alya sangat terkejut mendengar ucapan Rega. Begitupun Martha yang tidak sengaja mendengar penuturan putranya itu. "Apa maksudmu, Rega? Kau meniduri sekretarismu saat kau mabuk?" Suara Martha membuat Arka merasa kaget. "Nenek, Ndak boleh teliak. Belisik tahu!" Suara cedal Arka membuat Martha langsung menggendong bocah kecil itu. "Maafkan nenek, Sayang ...." "Ndak boleh malah-malah, Nenek," ucap Arka dengan gaya khasnya yang menggemaskan. "Iya, Sayang, maafin nenek." Martha menciumi wajah Arka dengan gemas. "Setelah ini, Mama ingin bicara sama kamu, Rega." Martha menatap tajam ke arah putranya. Tidak habis pikir dengan calon pewaris keluarga Danuarta itu. Kenapa Rega tidak belajar dari kesalahannya di masa lalu? Martha menggelengkan kepalanya. "Mama benar-benar tidak habis p