“Saya serius soal aturan tadi,” ujar Fadell pada Akhtar, sekretaris barunya.
“Baik, Pak.”
“Peraturan dibuat karena dua hal, untuk mencegah atau memperbaiki. Dan aturan saya ditujukan untuk keduanya. Saya ga bercanda, karena kamu bakalan kena dampaknya, terutama soal ga boleh dekatin kantor ini dalam radius satu meter kecuali sudah melakukan appointment.”
Akhtar mengangguk. Ya, ia sudah bisa membayangkan betapa repotnya memastikan satu aturan itu terjalani dengan baik. Baru satu, belum yang lain.
“Apa ada orang-orang tertentu yang justru ga boleh masuk sama sekali, Pak?”
“Kalau mau di-list ya ada. Tapi nanti kesannya malah saya pilih kasih atau ga profesional. Jadi, jalani itu saja, kalau belum bikin janji, ga boleh masuk. Untuk siapapun.”
“Baik kalau begitu, Pak.”
“Satu lagi,
