BAB 90: FITNAH

1869 Kata

“Biar saya yang mengantar Pak Fadell ke kantor polisi,” ujar Ian kemudian. Kedua petugas itu mengangguk bersamaan. Akhtar membukakan pintu, memberi jalan pada keempat orang di ruangan itu. Begitu punggung Fadell menghilang, Akhtar masih terdiam di tempatnya. ‘Kekerasan seksual?’ ‘Kenapa Bapak sampai dijemput?’ ‘Mereka menuduh Bapak sebagai pelaku? Atas dasar apa?’ Akhtar memutar memorinya, mengingat-ingat, apakah ada hal yang mencurigakan belakangan ini? Teringat akan sesuatu, kedua kakinya melangkah, berlari cepat, bahkan beberapa koleganya nyaris ia adu. Derap Oxford shoes itu menggema di tangga darurat, Akhtar tak melambat sama sekali, memilih berlari daripada harus menunggu lift yang entah di lantai berapa rimbanya. Tiba di basement satu, Akhtar berbelok ke sisi kiri, beb

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN