‘Tok-tok!’ “Masuk,” jawab Fadell dari balik meja kerjanya. Pandangannya terangkat, menatap sekretarisnya yang melangkah masuk dan mendekat. “Kenapa Ryl?” tanya Fadell. “Ada yang mau ketemu Bapak. Ibu Anita Natha.” “Siapa kamu bilang?” “Ibu Anita Natha, Pak.” Fadell terdiam, tak pernah terbayang jika Ibu dari perempuan yang dicintainya akan datang menemuinya. “Pak?” “Meeting dengan bagian Marketing tolong diundur satu jam ya. Persilahkan Ibu Anita masuk.” “Baik Pak.” Berryl, sekretaris Fadell, berbalik dan melangkah keluar dari ruangan itu. Sementara Fadell masih tertegun, merasa tak siap dengan kedatangan Anita. “Fadell?” sapa Anita begitu masuk ke ruangan Fadell. Fadell tersenyum hangat, mendekat pada Anita, mengulurkan tangannya lebih dulu. “Silahkan duduk, Bu,” u