“Mama, turun.” Della merendahkan tubuhnya, memastikan Kimi turun dari gendongannya dengan aman. Gadis kecil itu mendekati sang Ayah, memeluk hangat. “Ayah jangan nangis ya... ada Kimi,” ujarnya polos. Padahal Fadell menangis sebab nyaris mati ketakutan karena kehilangan jejak sang putri. “Minum kopi yuk, Ayah. Jangan nangis.” Della tak bisa menahan gelaknya, sungguh absurd sekali ayah dan anak itu. Kimi menghapus air mata Fadell dengan kedua tangan mungilnya, lalu mengecup pipi kiri dan kanan. “Kimi kalau mau pergi bilang Ayah,” gumam Fadell. “Kemana?” Fadell mendengus, Della semakin tergelak. Di saat yang sama ponsel di genggaman Della terasa bergetar. Ia menjawab panggilan dari Ethan tanpa menjauhkan diri dari Fadell dan Kimi yang tengah bercakap, lebih tepatnya Fadell seda