Dua Puluh Dua

2430 Kata

Mala menjatuhkan tasnya ke lantai, dengan langkah gontai dia berjalan ke kamar mandi. Kamar mandinya tidak besar, hanya ada satu bak di sana, didorong bak itu menjauhi kran air. Dia nyalakan kran air itu, lalu Mala duduk di bawahnya. Dibiarkan kepalanya terguyur kran air yang cukup deras. Tanpa membuka bajunya lagi yang langsung basah. Dia menangis, menahan jeritan dari relung hatinya yang sangat terluka. Luka dalam yang seolah dapat membunuhnya perlahan. Semua bayangan kisahnya dengan Axell berputar-putar, persis kaset yang menari-nari seolah menertawakannya. Menertawakan kebodohannya sendiri. Bagaimana bisa dia jatuh cinta dengan lelaki yang salah? Lalu dia harus menyalahkan siapa? Semua telah melarangnya, namun dia bersikeras. Dia yakin bahwa dia kuat saat hal terburuk ini datang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN