“Gimana apanya?”
“Yaa menurut mama gimana? Vanya bingung” Kali ini Vanya yang diam
“Bukannya waktu itu kamu nolak Gavin?”
“Ya iya… tapi mas Gavin ngajakin Vanya balikan lagi. Vanya lagi deket sama orang terus Vanya iseng nanya ke mas Gavin ‘Boleh gak aku nikah lagi?’ mas Gavin malah ngajak balikan mana pakai alasan Zara lagi ma. Gimana ya?” wanita paruh baya itu menarik napas dalam-dalam kemudian menatap putrinya.
“Anak itu emang bisa di jadiin alasan untuk mempertahankan hubungan, tapi itu bukan nomor satu. Sekarang Zara emang gak tau apa – apa tapi nanti, kalau dia udah besar dan kamu tersiksa dengan hubungan kamu itu. Zara bakalan jauh lebih sakit daripada kamu. Jadi menurut mama. Nomorsatukan dulu di
