Bab 72.Silsilah keluarga

1494 Kata

Malam ini Adrian masuk ke kamar Rayyan__Putranya. Terlihat Rayyan sudah terlelap tidur, matanya sembab karena terlalu banyak menangis hari ini. Anak kecil seperti Rayyan tentu memiliki sensitifitas yang kuat. Apalagi terhadap orang terdekatnya seperti Eva, yang mendadak hilang dari pandangan. Perlahan Adrian duduk di tepian tempat tidur, menatap intens Putranya dan mengusap lembut kepalanya. "Kamu pasti kaget kan, karena Macus tiba-tiba pergi? Sama Ray, Papa lebih kaget!" Gumam-nya, berbicara pada Rayyan seolah anak itu mengerti dan mendengar ucapannya. "Papa harus cari tau dulu alasan Macus pergi, Nak. Kalau dia pergi karena laki-laki lain seperti Ibu-mu, maka Papa akan membiarkannya. Tapi kalau dia pergi karena alasan lain, Papa pasti akan mencari Macus dan membawanya lagi pulang sama

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN