Setelah melampiaskan kekesalannya pada tempatnya. Senyum Auris terus mengembang sepanjang perjalanan menuju ke arah ruang kerja sang suami. Disaat dia sedang sibuk kuliah dan menjadi ibu rumah tangga masih ada saja yang menguji kesabarannya. Mungkin Feelia belum tahu sifat bar-bar Auris saat marah hingga berani menantangnya. Sejak awal ikut ke kantor Rajata, dia hanya menunjukkan sifat manja dan suka merengek. Wajar jika semua karyawan suaminya menganggapnya perempuan manja dan menye-menye. “Dari mana, Sayang?” “Membereskan akar masalah, Pa.” Alfian mengacungkan jempol pada istri Bosnya sebelum keluar dari ruangan. Dia sudah tidak sabar bertanya pada staf HRD yang dilakukan istri sah untuk membasmi pelakor. “Kamu kenapa senyum-senyum sama sekretarisku, Ma?!” “Bukannya aku sudah bias

