Dewa menatap pintu apartemen yang hanya berjarak sepuluh senti darinya. Menghela sejenak, sebelum ia menekan belnya satu kali. Banyak hal yang menggantung di kepalanya hingga harus diurai satu persatu untuk mendapatkan jawaban sebenarnya. Tidak berselang lama, pintu itu pun berayun ke dalam. Menampilkan seorang wanita cantik, dengan lesung pipi yang tidak akan pernah jemu untuk di pandang. Meskipun hanya memakai kaos oblong berwarna putih dengan celana tiga perempat, wanita itu tetap tidak kehilangan kharismanya. Tetap selalu cantik seperti biasa. “Kok gak ngabarin dulu kalau mau ke sini?” tanya sang wanita, lalu mempersilakan Dewa untuk masuk ke dalam apartemen. “Ada yang mau aku omongin, Ki.” Dewa masuk ke dalam apartemen lalu menutup pintunya. Menyusul Kiara yang sudah menjatuhkan t

