Kebohongan

1515 Kata

Kiara menepuk tangan Dewa dengan keras, ketika pria itu mulai menyentuh bagian tubuh sensitifnya. Melepas pagutan yang kembali dirajut, lalu mencubit kecil lengan pria itu dengan sekuar tenaganya. “Jangan ngelunjak!” omel Kiara. “Laah, di mana-mana kalau cìuman bonusnya megang, Ki,” celoteh Dewa yang masih berharap agar dapat kembali mencìum wanita itu. “Kalau udah megang, ujung-ujungnya ke ranjang,” balas Kiara kembali memutar tubuhnya untuk menatap piring yang masih berisi steak. “Gak mesti di ranjang kali, Ki,” kekeh Dewa yang juga mengubah posisi tubuhnya. Kembali tegak dan menatap piring dengan cebikan. “Di meja makan juga bisa, di dapur, di sofa, pokoknya bisalah di mana-mana. Semua bisa diatur.” Kiara berdecak sembari mengunyah daging yang sudah dipotongnya kecil. Menatap De

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN