Kania dan Juna hanya bisa saling berpandangan dengan sendu setelah kepergian Pandu. Mereka tahu restu orangtua sangat penting. Mereka hanya ingin pernikahan mereka berjalan sebagai mana mestinya direstui oleh kedua belah pihak. Jadi memang benar bahwa cinta sejati layak untuk diperjuangkan. Begitu juga dengan Kania dan Juna yang harus berjuang lagi demi masa depan mereka. "Ayo kita pulang saja, Kan. Sepertinya papa tidak akan keluar lagi. Dia memang begitu keras kepala dan mau menang sendiri." Ucap Juna penuh dengan keputus asaan. Ternyata sampai tujuh tahun Ayahnya belum juga berubah. Masih saja memaksakan kehendaknya. "Hush.. ga boleh ngomong begitu Jun. Kita harus berjuang lagi meluluhkan hati ayahmu. " Ucap Kania sambil mengusap airmatanya. "Iya." Kania dan Juna berdiri dari duduk