Langit di atas Samudra Atlantik kelabu, mencerminkan perasaan yang mengganjal di hati Maximus. Pesawat jet pribadinya melaju cepat menuju Amerika, tetapi waktu terasa berjalan lambat. Setiap menit yang berlalu adalah siksaan bagi pria itu. Matanya terpaku pada layar ponselnya—menatap foto Zoe di sana. "Dia akan baik-baik saja, Max," kata seorang pria berbadan kekar yang duduk di seberang Maximus. Maximus mengangguk pelan, namun rahangnya mengeras. "Tak ada kabar sama sekali tentang keberadaan Zoe. Bagaimana bisa aku yakin bahwa dia sedang baik-baik saja saat ini. Ini semua salahku. Seharusnya aku tetap memberinya bodyguard meskipun dia sangat menolaknya.” Pria itu, Rylan, partner sekaligus teman seperjuangannya, mengangguk dengan wajah muram. Ia adalah salah satu orang yang pali