Hubungan Fachri dan Ayu kian merenggang. Pria itu sudah mengucapkan maaf berulang kali, tetapi Ayu sepertinya masih susah untuk memaafkan. Sedangkan Aira, kepada gadis itu, justru kini Fachri lebih protektif. [Langsung pulang!] [Nggak usah genit!] Aira senang merasa diperhatikan. Namun, ia juga merasa risi. Karena perubahan sikap Fachri yang sangat mendadak. [Yang ada situ kali yang genit] balas Aira, mengingat bagaimana sikap Fachri di tempat magang. Beberapa menit kemudian, Fachri mengirim foto berupa gambar kaki di mana ia sedang selonjor di kursi. [Genit apanya?!] [Akhir pekan aku pulang] [Mau di rumah Ayah, apa Daddy?] [Atau nyewa hotel aja biar bebas?] Membaca pesan dari sang suami yang menjurus membuat Aira merinding sendiri. [Apaan sih Kak Fachri] [Pulang tinggal