Kafi mencium kening Fara dengan lembut. Tanda di perut, akan ditanyakannya nanti. Karena mungkin saja itu adalah bekas operasi yang sempat dijalani oleh Fara. “Kenapa melepaskan pakaianmu?” tanya Kafi menggoda Fara sambil memeluk tubuh Fara dengan erat. Fara mengalungkan lengannya pada leher Kafi, dan tersenyum manis. Dalam keadaan begini, dan Kafi tidak langsung menyerangnya dengan ganas. Padahal, ia berpikir, jika Kafi akan menyerangnya dengan cepat. “Untuk memudahkanmu,” jawab Fara sambil tertawa kecil. Karena saat ini Kafi mencium lehernya, sehingga menimbulkan gelenyar dan sensasi menyenangkan yang sudah sangat lama sekali tidak dirasakan oleh Fara. “Hmmm … kedengarannya akan panas malam ini,” kata Kafi sambil mencium bertubi-tubi pipi Fara lalu dengan cepat menggendong Fara dan m

