Atha menjatuhkan tubuhnya di sopa. Lelah rasanya setelah perjalanan dari Bali kembali ke kota asalnya. Sebuah tepukan di pipinya membuat Atha membuka mata. "Apa?" "Laper." "Tinggal makan Mali." "Iya gua tahu, mau delivery apa masak?" "Tumben nanya." ujar Atha. "Males di omelin gua." Atha tertawa. "Ya udah delivery aja." "Oke." Atha kembali memejamkan mata. Beruntung Atha mendapatkan cuti satu hari untuk beristirahat. Atha harus pulang meninggalkan Adnan di sana. Masalah Adnan belum selesai, masih belum menemukan titik terang. Polisi bahkan sudah berkali-kali bertanya dan tidak ada buktinya. Sebenarnya Atha berat meninggalkan sahabatnya di sana tapi mau bagaimana lagi, dia masih memiliki tugas. Jika saja Atha tidak bekerja mungkin dia akan berada di samping Adnan sampai seles

