Lukman terdiam. Emily mengeratkan tangannya yang sedang digenggam Lukman tanpa sadar.
Ibu Lukman menatap Emily dan Lukman bergantian, "Bagaimana kalau kalian mengalami hal yang sama? Apa kalian bisa bertahan dan tidak mengalami apa yang Ibu alami? Apa kalian mampu menahan semua rasa sakit tanpa membuat anak-anak kalian menjadi korbannya?"
Ibu Lukman mengusap wajahnya yang sudah basah karena air mata, "Kamu mungkin lupa bagaimana kita bisa pindah ke rumah ini, tapi Ibu tidak akan pernah lupa. Ibu cukup bersyukur eyang kamu masih menerima Ibu dan mengizinkan Ibu tinggal dirumah ini. Cukup kamu dan adik kamu yang merasakan menjadi korban karena pernikahan yang tidak disetujui keluarga kedua belah pihak, Mas. Jangan bikin cucu Ibu merasakan hal yang sama."
Lukman memandang Ibunya dengan waj
