"Kenapa nunduk aja? Ke mana keberanian lo akhir-akhir ini sama gue?" Pelangi bersidekap d**a di hadapan Meisya yang tengah menundukkan kepalanya. "Minggir! Gue mau pulang," ujar Meisya tanpa menatap muka Pelangi. "Kita perlu bicara," tegas Pelangi. Meisya memberanikan diri mengangkat kepalanya. "Nggak ada yang perlu kita bicarakan," ucapnya dingin. Nyalinya menciut seketika. Meisya rasa, Pelangi sudah mengetahui tentang siapa ayah dari anak yang sedang dikandungnya. "Nggak ada kata lo?" Pelangi tak mengerti, kenapa Meisya menyembunyikan ini darinya. "Gue cuma mau tahu langsung dari lo tentang kenyataan yang diungkap oleh Tante Sesil beberapa hari yang lalu." "Kalau udah tahu, kenapa mesti nanya lagi?" "Gue butuh klarifikasi dari lo. Kenapa lo ngelakuin ini semua. Gue yakin... lo puny