Sebelumnya Zell tampak tergeletak tak berdaya dan dikalahkan oleh Gonzu menggunakan bayangannya.
***
"Hahaha... Akhirnya aku berhasil membunuh satu," kata Gonzu asli dalam kepompong kegelapan merasa bangga.
Selanjutnya beralih pada kondisi Zell. Bayangan Gonzu masih diam memperhatikan tubuh Zell yang tergeletak, menunggu perintah dari Gonzu, namun tiba-tiba mata Zell terbuka...
"Hah, apa yang terjadi? Kenapa aku masih hidup?" kata Zell sedikit bingung.
Pertarungan sebelum Zell di tebas bayangan Gonzu, sebelum tertebas tiba-tiba tubuh Zell ber-aura biru, karena malam aura tersebut tidak begitu tampak, kecuali dengan dekat. Kemudian kembali ke pertarungan Zell dan aura biru kembali menyala.
"Aura apa ini?" Zell sangat penasaran.
Begitulah, aura biru kembali menyala, aura itu adalah Magic Spesial. Ternyata Zell telah membangkitkan teknik spesialnya, teknik milik Zell bisa membuat tubuhnya menembus segala benda, itu sebabnya dia tidak mati tertebas pedang milik bayangan Gonzu.
"Syukurlah!" kata teman-temannya merasa lega dan kembali semangat.
Selanjutnya memperlihatkan pertempuran Naga air dan Elang pemangsa melawan 2 monster hitam milik Gonzu, mahkluk-makhluk itu masih bertarung namun kemudian saling bertabrakan dan hancur semua.
Mengetahui itu, Gonzu asli merasa kesal dan mengendalikan bayangannya lagi untuk menyerang Zell. Pada saat itu karena Zell telah mendapatkan teknik spesial, maka membuat angka kehidupannya saat ini bertambah menjadi LP:3300 jadi total maksimal angka LP:5000 dan Power milik Zell juga bertambah kuat.
Bayangan Gonzu terus menyerang Zell bertubi-tubi, namun dia tidak menghindarinya dan berdiam di tempat dengan santainya, karena serangan bayangan Gonzu terus menembus, kemudian Zell menghindar sedikit...
"Kau itu menyerang apa bodoh?" kata Zell kemudian menghantam bayangan itu dengan kuat, membuat bayangan Gonzu terpental ke arah Gonzu asli dan menabraknya.
Itu memang sebuah bayangan tapi masih punya unsur padat, bayangan Gonzu hanya tampak transparan saja, jadi masih bisa di hantam. Saat itu aura biru Zell sudah menghilang.
Beralih ke pertarungan Arta dan Ben. Masih berhadapan dengan 2 monster hitam ciptaan Eliza, Arta mencoba menyerang.
"Magic Petir ke-2, Tombak Petir"
Sebuah tombak petir kuning melesat ke monster itu, tapi monster itu sangat lincah dan berhasil lolos. Kemudian monster menyerang Arta, beruntung masih bisa menghindar.
"Ben, ini gak akan berhasil, kita harus coba cara itu," saran Arta.
"Baiklah ayo kita coba!" jawab Ben setuju.
Mereka memusatkan kekuatan dengan memejamkan mata selama 4 detik, kemudian mata terbuka dan bersinar kuning pada Arta, bersinar merah pada Ben, lalu mereka membuat teknik,
"Magic Petir ke-4, Serigala Petir"
"Magic Api ke-4, Singa Api"
Makhluk serigala yang terbuat dari petir dan singa dari api terbentuk lalu menyerang 2 monster hitam itu, makhluk dan monster itu terus bertarung tanpa perintah.
"Yosh, saatnya kita mengalahkan wanita siluman itu," kata Ben.
"Ben, kita harus segera menyelesaikan ini!" ajak Arta, kemudian Ben setuju "Baiklah, ayo kita melakukan combo!"
Kembali ke pertarungan Zell dan Melio. Selanjutnya Zell merencanakan sesuatu...
"Melio, kita harus menggabungkan kekuatan!"
"Oke, aku mengerti," jawab Melio kemudian lompat ke arah Zell. Selanjutnya mereka membuat teknik bersamaan,
"Magic Air ke-3, Pusaran Air"
"Magic Udara ke-3, Tornado Pemusnah"
Dua teknik Magic dari air dan udara bergabung dan menciptakan pusaran badai ombak yang cukup besar, berputar sangat cepat lalu menyerang Gonzu beserta bayangannya. Musuh mustahil bisa lolos dari serangan gabungan itu, apalagi Gonzu masih dalam kepompong kegelapan. Serangan gabungan tersebut mengenai telak musuh, badai ombak tersebut terus berputar dengan dahsyat menjulang tinggi.
"Aku tidak percaya ini, Aarghh...!" teriak Gonzu. "Eliza, aku serahkan sisanya padamu," kata-kata terakhir Gonzu kemudian hancur perlahan, angka LP:0 dan akhirnya tewas.
"Tidak...! Sayangku jangan tinggalkan aku," kata Eliza merasa sedih dan tertunduk lemas.
Saat Eliza semangatnya luntur kerena melihat suaminya dikalahkan, Arta dan Ben mengambil kesempatan lalu melakukan combo...
"Magic Petir ke-3, Penjara Petir"
"Magic Api ke-3, Lingkaran Api"
Penjara petir mengurung Eliza dan ditambah lingkaran api membuat penjara berapi-api. Kemudian serangan combo itu menyempit dan menyudutkan Eliza, dia tidak bisa kabur sehingga terkena teknik combo itu dengan telak. Eliza tersengat petir dan terbakar, menjerit kesakitan.
"Kalian sangat kejam, Aaakh...!"
Tampak juga Serigala petir dan Singa api masih bertarung dengan 2 monster hitam milik Eliza, namun akhirnya hancur semua karena seimbang. Perlu diketahui bahwa teknik menciptakan makhluk dari Magic kemungkinan hanya bisa di gunakan 1 kali dalam pertarungan, apabila sudah hancur maka bisa di gunakan lagi sekitar 5 jam kemudian. Sedangkan teknik Magic ke-3 bisa di gunakan dua kali, namun itu butuh jeda waktu sekitar 15 menit. Untuk teknik magic ke-1 dan ke-2 bisa berkali-kali, namun semua itu juga butuh jeda waktu meski sebentar, minimal 1 menit.
Eliza masih kesakitan, namun tiba-tiba bayangan hitam meluncur dan masuk ke tubuh Eliza. Setelah itu combo Arta dan Ben meledakkan Eliza.
"Yosh... kita berhasil," kata Ben.
"Combo kita sempurna," tambah Arta.
Namun tiba-tiba terdengar suara tawa, "Aha...ha...ha...!" ternyata Eliza belum mati.
Membuat Arta dan Ben kaget merasa tak percaya. Eliza ternyata dilindungi dan diberi kekuatan Gonzu suaminya, akan tetapi angka kehidupan Eliza hanya tersisa LP:200, kemudian dia tersenyum sinis dan mengeluarkan teknik rahasianya.
Menciptakan Bola Kegelapan raksasa kemudian mengurung mereka berempat membentuk kubah hitam. Dalam bola kegelapan itu sangat gelap membuat mereka berempat tidak bisa melihat dan kekuatan mereka berkurang drastis, keadaan tersebut dimanfaatkan Eliza untuk sembunyi di ruangan itu.
"Apa ini, gelap sekali?" tanya Zell.
"Arta, Ben! Apa kalian juga di dalam sini?" tanya Melio.
"Ya, kami juga terkurung," jawab Arta.
"Hahaha... Kalian tidak akan bisa melihat, kekuatan kalian juga tidak akan berguna dan nyawa kalian akan terus terkikis setiap detik," kata Eliza merasa senang.
"Apa?" mereka semua kaget.
Dan ternyata benar setelah mereka melihat angka yang ada di tangan kiri mereka terus berkurang 50 setiap detik, meski terlihat kurang jelas karena gelap. Melihat hal ini Ben tidak tinggal diam, lalu mencoba menggunakan teknik.
"Magic Api ke-2, Roket Api" roket api terbentuk namun segera lenyap tak tersisa, "Mustahil. Kekuatan kita gak bisa berfungsi dengan baik," kata Ben memberitahu ke teman-temannya.
"Kita harus gimana, Zell?" tanya Arta.
"Hahaa... jadi kau Zell pemimpinnya? Kau tidak akan bisa berbuat apa-apa. Aku akan menyiksa kalian perlahan-lahan," kata Eliza sangat senang.
"Diam kau, w***********g!" kata Zell dengan marah.
"Wow... kau bilang jalang. Hahaha... Pertama aku akan mengincar kau bocah. Saat kau mendekati ajal, aku akan mencium bibir manismu itu, Zell," kata Eliza dengan manisnya.
"Cihh, dasar jalang," umpat Zell.
Kemudian mereka semua semakin lemas, keringat bercucuran, tidak tahu apa yang harus dilakukan. Kekuatan tidak bisa berfungsi dengan baik, bahkan teknik spesial milik Zell tidak bisa dipakai karena bola kegelapan itu bukanlah sebuah benda.
"Kurasa kita benar-benar akan berakhir seperti di game itu," kata Zell merasa putus asa.
"Jangan berpikir yang bukan-bukan!" tanggap Melio mencoba semangat.
Namun mereka semua terus melemah, Kian pun hanya bisa melihat dari jauh kubah hitam raksasa mengurung kakak dan teman-temannya, tanpa bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa menangis.
Akan tetapi saat mereka semua putus asa, ada suara aneh terdengar...
"Hanya ada 1 cara, gunakan itu!"
Tapi hanya Zell yang mendengar suara itu dan kaget "Suara siapa tadi, aku belum pernah mendengarnya, sangat asing." Mendengar itu Zell kemudian tersenyum.
"Teman-teman kita harus berkumpul!" perintah Zell.
Mendengar hal itu Arta dan Ben segera membuat petir dan api biasa untuk menciptakan cahaya, namun segera lenyap, tapi setidaknya mereka tahu posisi tempat Zell dan Melio berada. Mengetahui itu mereka segera bergerak kesana.
"Apa yang akan kamu lakukan Zell?" tanya Melio penasaran.
"Segeralah, kita gak punya banyak waktu," tambah Ben.
"Teman-teman bertahanlah!" kata Zell memberi semangat.
Angka kehidupan mereka terus berkurang hanya tersisa Zell LP:2300, Melio LP:500, Arta LP:500 dan Ben LP:500. Kemudian Zell memasang kuda-kuda, mata terpejam, kedua tangan menyilang ke depan d**a, tangan mengepal dan punggung tangan menghadap depan, lalu mengumpulkan kekuatan.
Butuh waktu sekitar 8 detik, saat sudah cukup tiba-tiba tubuh Zell ber-aura biru dan mata bersinar biru setelah dibuka. Aura yang ini lebih kuat dan berkobar-kobar, kemudian...
"Magic Final Air, Tsunami"
Sebuah ombak raksasa muncul di sekeliling mereka, menghancurkan bola kegelapan milik Eliza.
"Apa? Itu mustahil," kata Eliza tidak percaya.
Kemudian ombak raksasa tersebut menyerang dan menenggelamkan Eliza, dia terombang ambing dalam lautan ombak "Enyahlah wanita jalang...!" teriak Zell.
Selanjutnya ombak raksasa tersebut menyatu dan berputar membuat lingkaran pusaran air, berputar semakin cepat.
"Aaaa... Awas kau Bocah, lain kali jika kita bertemu lagi. Aku akan memperkosamu!" teriak Eliza.
"Jangan harap itu akan terjadi...!" balas Zell dengan teriak.
Kemudian pusaran ombak itu berputar super cepat hingga melarutkan Eliza tak tersisa sampai LP:0 dan akhirnya tewas menyusul suaminya.
Syarat untuk bisa menggunakan Magic Final harus membangkitkan Magic Spesial. Teknik final sangat kuat tapi butuh persyaratan dan waktu, hanya bisa digunakan sekali dalam pertempuran. Dengan kekuatan itu Zell berhasil mengalahkan Eliza hingga tenaganya terkuras habis dan terkapar di rerumputan, teman-teman yang lain juga terkapar semuanya.
"Kerja bagus, kawan!" kata Arta.
"Huuft... Aku pikir kita akan berakhir seperti di game moba itu." Zell membayangkan game tadi 'You have been slain, Enemy Maniac, Wipe Out bagi musuh'.
"Untung itu hanya di game," tambah Melio, "Benar-benar mengerikan pasangan siluman itu," kata Ben.
"Kakak, Semuanya!" teriak Kian sambil berlari mendekati mereka kemudian ikut rebahan di rumput "Aku khawatir sekali tadi itu, tapi syukurlah semua selamat"
Mereka semua akhirnya selamat, jika seandainya 4 Cowok tampan itu kalah, pasti Kian juga akan di bunuh oleh mereka, karena sudah mengetahui keberadaan siluman mengerikan itu.
To be Continued