04 STATUS KEHIDUPAN

1187 Kata
Kisah terakhir 4 Cowok tampan tersebut bertemu dengan monster pertama kalinya dan berhasil mengalahkan monster itu meski sedikit kesulitan. *** Hari menjelang sore, latar menunjukan keberadaan Melio yang hampir tidak percaya mendapatkan kekuatan Magic. Dia pun penasaran dengan kekuatannya dan mencoba berlatih sendiri di kebun. "Kekuatan ini menarik," kata Melio kemudian dia mencoba mengeluarkan tekniknya "Magic Udara ke-1, Peluru Udara" Seketika itu Melio bisa menembakan bola-bola udara kecil sangat cepat dengan kedua telapak tangannya selama 10 detik, membuat pohon-pohon berlubang. Lalu mengarahkan tembakan ke atas dedaunan hingga membuat daun-daun berjatuhan. Melio sangat kagum dengan kekuatan Magicnya, selanjutnya dia mendapat target yang menarik. Melio mengincar daun-daun yang sedang berjatuhan dan membuat daun itu hancur seketika, namun ada sedikit daun yang lolos dari tembakannya. "Wah, ini memang gila. Aku rasa hidupku bakal lebih menyenangkan." Setelah cukup puas Melio mengakhiri latihannya dan bergegas pulang untuk mandi dan keperluan lainnya. Namun setelah Melio pergi, pemilik kebun datang dan mendapatkan suatu kejanggalan, yaitu pohon-pohon miliknya banyak yang berlubang, hal itu membuat pemilik kebun sangat terkejut. "Aku pulang!" "Wah, kakak pulang. Bawa ikan atau udang gak Kak?" sapa adiknya Melio. Pengenalan tokoh baru : *Kian Ananta (KIAN), berumur 12 tahun, berambut coklat, dia adalah adik kesayangan Melio, anak yang imut, manja namun sedikit kurang sopan. Ya, Melio memiliki seorang adik laki-laki. Seperti kakaknya, ketampanan Kian juga sudah mulai terlihat, namun tampaknya akan lebih tampan Kian jika sudah dewasa nanti. "Hmm... tadi dapat udang, tapi Zell membuangnya," jawab Melio. "Kenapa dibuang?" "Soalnya udang itu..." Melio membayangkan monster tadi siang "Ah, lupakan... lain kali aja kakak carikan," katanya sambil mengusap kepala adiknya lalu bergegas pergi. "Huh... Zell nakal. Awas kalau ketemu, akan aku kasih pelajaran dia," kata Kian sedikit kesal. Saat Melio berada di kamarnya, dia ingat sesuatu yang ditemukannya di gua itu. "Wah, indah sekali batu kristal ini, tampak bening dan berkilauan. Duh, dah hampir gelap. Aku harus bergegas mandi." Melio pergi untuk mandi dan menaruh kristal itu di meja belajarnya. *** Hari sudah malam, latar menunjukan keberadaan Zell sang pemimpin. Dia sedang rebahan di tempat tidur sambil memegang ponsel dan mengirim pesan chat keteman-temannya. "Hallo... Guys, malam ini sepertinya kita gak bisa kumpul. Badanku terasa lemas dan pegal-pegal semua," saran Zell. "Oke Zell. Aku juga merasa capek," jawab Ben, Arta juga sama capeknya. Melio mengatakan bahwa kita semua merasa capek, mungkin karena efek cahaya dari gua itu. Arta juga berpikiran sama dan merasa efek itu baru terasa malam ini, bahkan kata Zell tenaga seperti terkuras habis dan sulit untuk bangun. Zell memang yang paling banyak berjuang siang itu. "Ya udah, kalo gitu sampai ketemu besok, Bye!" tulis Zell berpamitan. Malam ini mereka hanya bisa chat di grup media sosial bernama 'Friendship' tanpa bisa berkumpul. Itu mungkin pilihan terbaik karena besuk juga bukan hari libur, jadi mereka bisa istirahat lebih banyak. Kemudian latar menunjukan di rumah Ben, dia sedang ingin mandi. Kebiasaan mandi malam, sebenarnya itu tidak baik buat kesehatan. "Sial, kenapa aku belum juga mendapatkan Magic." Ben kesal dan ngomel-ngomel sendiri di kamar mandi "Kurasa aku harus mencoba sesuatu." Ben mencoba membangkitkan Magic dengan memukul-mukul air, menghambur-hamburkan air, tampak seperti bermain air layaknya anak kecil. "Ayolah air, terbanglah, melayanglah! Biar aku bisa seperti Zell." Berharap bisa memanipulasi air tapi sama sekali tidak berefek, "Why? Atau inikah." Ben mencoba meniup-niup air dengan udara memakai mulutnya, lalu meniup-niup udara keatas mengharap bisa memanipulasi udara seperti Melio. "Aargghh...! Aku malah jadi seperti orang gila, s**t. Masa Bodoh dengan Magic itu." Kemudian dia bergegas mandi melupakan apa yang diharapkan sekarang. Latar berpindah di kediaman rumah Arta. Dia tampak sedang tertidur lelap di kasur, kemudian terjadi sesuatu di kamarnya. Lampu dikamarnya tampak error, mati hidup sendiri berkali-kali. Lampu itu tampak aneh, apa karena rusak, kabelnya yang error atau listriknya sedang tidak stabil. Tidak tahu apa yang sedang terjadi dan Arta pun tidak mengetahuinya karena saking lelapnya tidur, mungkin juga karena dia sedang bermimpi indah. *** Waktu terus berlalu hingga pagi pun tiba. Latar menunjukan keberadaan Zell, dia sudah berpakaian rapi dan siap ingin berangkat ke Kampus, karena hari ini dia mendapat jadwal masuk pagi. "Aku berangkat dulu, Dad!" pamit Zell pada Ayahnya yang sedang membersihkan mobil. "Oke, hati-hati di jalan. Jangan nakal dan jangan buat masalah di Kampus!" balas Ayah Zell. "Tenang aja Dad, Aku kan anak baik," jawab Zell menuruti Ayahnya sambil menghidupkan motornya. Ayahnya Zell hanya memandang anaknya berangkat ke Kampus dan berharap tidak terjadi hal yang buruk pada anaknya. Selanjutnya Zell berangkat dengan mengendarai motor Kawasaki Ninja R yang harganya puluhan juta itu, dia lebih suka memakai motor daripada mobil. Di tempat kediaman Ben, dia juga bersiap-siap ingin ke Sekolah. Akan tetapi sebelum itu dia ingin membuat sarapan dulu. Orang tua Ben sedang sibuk bisnis keluar kota, jadi dia sendirian di rumah dan harus masak sendiri untuk membuat sarapan, dia ingin memasak mie rebus. "Magic, magic, magic! Kenapa kau gak berpihak padaku?" kata Ben masih merasa kesal, "Huh, Lupakan! Enaknya masak mie aja..." Setelah itu Ben mengambil sebungkus mie instan dan sebutir telur, dilanjutkan dengan persiapan lainnya seperti mengisi air ke panci. Setelah semua siap, saatnya memasak mie, Ben menghidupkan kompor... tapi saat kompor hidup tiba-tiba "Wuarrr!" api menyala besar sekali, membuat Ben kaget mundur dan terjatuh ke lantai. "Whoaa...! Ada apa dengan kompornya?" lalu bergegas mematikan kompor, "Apa kompor itu rusak?" katanya sedikit bingung. Ben berusaha menenangkan diri dan mencoba menghidupkan lagi kompor itu, tapi api menyala besar lagi dan seketika itu Ben mendapat penglihatan bahwa dia bisa memanipulasi api, disebut "Magic Api" lalu Ben baru menyadarinya. "Yosh... ini dia ternyata Magic milikku, kenapa aku baru sadar," katanya sambil menepuk jidat. Kemudian Ben moncoba membuat bola api kecil ditangannya dan berhasil menyala, hati Ben sangat bahagia. Setelah itu melanjutkan membuat sarapan, kompor pun kembali menjadi normal, dia segera menyelesaikan sarapanya dan bersiap ke Sekolah. Di tempat Melio berada, dia juga sudah siap berangkat ke Sekolah dan sudah berada di dalam Mobil Honda BRIO, kemudian segera menjalankan mobilnya untuk menghampiri teman-temannya. Kebetulan mereka bertiga : Melio, Arta dan Ben sekolah di tempat yang sama. Melio kelas 12 IPS sedangkan Arta dan Ben kelas 11 IPA, mereka berdua kebetulan juga sekelas. Mereka bertiga lebih suka berangkat bersama-sama daripada berangkat memakai kendaraan sendiri. Setelah sekian menit menghampiri, mereka sudah berkumpul semua dan segera melaju ke Sekolah dengan cepat. "Gimana dengan kalian, apa sudah mendapatkan Magic?" tanya Melio penasaran. "Magic apanya. Mungkin bener apa yang diharapkan Zell, kita berdua gak diberi Magic," jawab Arta. Arta menjawab untuk mewakili pertanyaan Melio, sedangkan Ben hanya tersenyum diam tanpa memberitahu yang sebenarnya. "Jangan dipikirin omongan Zell, aku yakin Magic kalian akan bangkit." "Entahlah..." Arta sedikit tidak yakin. "Ehh... Arta, hari ini ada PR gak?" Ben mengalihkan pembicaraan, lalu Arta menjawab tidak ada, dan jawaban itu membuat Ben cukup lega. Pada akhirnya mereka sampai tujuan, tapi bukan di Sekolah melainkan di rumah seseorang yang tak lain adalah paman Melio. Rumah pamannya kebetulan dekat sekali dengan Sekolah, Melio menitipkan mobilnya di rumah pamannya karena di sekolah SMA mana boleh pakai mobil. Setelah itu mereka bergegas menuju ke Sekolah tepat pada waktunya. To be Continued
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN