"Mmmh ..." Loka menggeliat pelan di atas ranjang tidur sambil tetap memeluk erat bantal yang terbuat dari kapuk pohon kapas. Sinar mentari sudah menyorot masuk ke dalam, menelusup ke setiap celah yang ada di jendela maupun lubang kecil di dinding, seolah sengaja menyinari Loka agar cepat bangun—tetapi, gadis itu masih saja menutup matanya dengan senyuman aneh yang terpasang di sana. Entah mimpi seperti apa yang sedang dia alami saat ini, tidak ada satu pun orang yang tahu, begitu pula Nandini. Dia sudah berdiri di depan ranjang sang putri untuk membangunkannya sejak sepuluh menit yang lalu, tetapi gadis itu tidak mau bangun dan tetap kukuh melanjutkan bunga tidurnya. "Kanjeng Putri, cepatlah banguuun!" rajuk Nandini, dia sudah tidak peduli dengan tata krama maupun aturan yang harus dia p