Bagian 123: Sekelebat Bayangan

1822 Kata

Pagi lain menjelang. Kicauan burung membangunkan sosok di atas ranjang yang tidur mengulat dan enggan untuk dibangunkan. Suara-suara lain bermunculan, pertanda bahwa aktivitas pagi telah dimulai, tetapi sosok tersebut malah menarik selimut lebih tinggi hingga menutupi wajah. “Lima menit lagi …,” ucap dia entah kepada siapa. Saat hendak terlelap kembali ke dalam dunia mimpi, suara gedoran pintu membuat sosok itu terkejut bukan kepalang dan langsung terduduk dengan mata setengah terpejam. Bahkan dia merasa seluruh aliran darahnya terbolak-balik dan membuat kepalanya serasa hampir pecah. “Prajna! Prajna! Kau masih belum bangun?” Suara itu muncul dari luar, membuat sosok tersebut yang tidak lain dan tidak bukan adalah Loka terkejut bukan kepalang. Dia lupa jika dia masih berada di masa lalu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN