Alice melemas dalam dekapan Deniz, Daniswara. Dia terus meronta tapi tidak menghasilkan apa-apa. Yang ada badannya malah lelah semua karna Deniz tidak mau melepaskannya. Pria itu terus mendekap sambil sesekali menghisap bibirnya. "Aku menyerah, lepaskan aku," pinta Alice dengan mata berkaca-kaca. "Apa marahmu sudah hilang, Sayang?" Tanya Deniz, menatap lembut mata jernihnya. "Belum. Bagaimana bisa kau mencium Meliza?! Dan setelah itu memasukkannya ke dalam kamarmu dan berencana akan membunuhku! Jangan kira aku tidak tahu, pak Tua!! Aku lihat dan dengar segalanya. Sekarang lakukan saja niatmu!! Bunuh aku! Ayo!!" Seru Alice sambil melotot tajam ke arahnya. Dia meletakkan tangan Deniz di lehernya. Alice ingin Deniz mencekik lehernya. "Membunuhmu ya? Hem ... baiklah! Kau yang memaksa," uc

