Tangan Rey mulai terkepal sempurna. Ingin rasanya kepalan tangan ini mendarat tepat di hidung kelinci korea yang ada di depannya ini agar darahnya mengucur hebat dari tulang hidunya yang siap di patahkan. Rey menatap sinis ke arah Radit lalu melirik ke arah Kartu hitam yang di sodorkan Radit untuk keperlua Lia. "Maksud kamu itu apa? Mau merendahkan saya? Kamu pikir gaji saya sebagai dosen itu kecil dan tidak bisa untuk membhagiakan Lia dan Lio serta Clara? Gitu? Sombong kamu!! Sekarang masukkan kartu itu dan pergi!! Saya gak mau lihat muka kamu lagi muncul di hadapan saya. Apalagi mengajak Lia pergi!!" ucap Rey dengan tegas. Suaramya begitu lantang dan sangat keras. Radit masih menatap lekat ke arah Rey. Selama ini Radit mencoba sabar, tapi Radit akan tetap sabar menunggu dua belas tah