Rey masih sibuk memotong kartu sim itu hingga hancur tak berbentuk lalu membuangnya di asbak yang ada di meja itu. Clara hanya menatap saja tanpa memberontak. Mungkin kalau Rey tidak memotong kartu sim miliknya juga ia akan angkat bicara sebagai luapan pemberontakkannya. Rey menutup ponselnya lalu mengembalikannya ke Clara. "Nanti kita beli nomor bersama. Adil kan?" tanya Rey pelan. "Ya. Cukup adil," jawab Clara masih kaget aja dengan sikap Rey yang tak bisa di tebak. Clara menerima ponselnya lalu di masukkan kembali ke dalam tas slempangnya. Percuma juga sekaranh di mainkan ponsel itu, toh tak ada kartunya dan tak ada kuota untuk menyambungkan pada internet. Rey masih menatap lekat wajah Clara yang terlihat belum ikhlas. "Kamu keberatan dengan apa yang saya lakukan saat ini?" tanya R