Setelah kepergian Ami dan bosnya yang super aneh, Fiola merapikan rumah Ami. Tak enak sudah menumpang dan makan gratis jika tidak ikut beres-beres.
Fiola memandang bekas cangkir yang tadi di minum Zayn.
"Beneran berasa banget lagi layani suami."
"Ami benar, bos nya aneh sekali."
"Yah walau bisa dibilang tampan sih."
Fiola terkekeh sendiri.
"Tapi dia gak mungkin kan datang tiap hari kemari? Ya kali aku kudu siapkan minuman terus buat dia. Yang jadi karyawan dia kan Ami."
"Emang cocok Ami tuh sama bos nya. Sama-sama cerewet."
Dalam hitungan menit, semua pekerjaannya selesai.
Lalu ia mempersiapkan diri berangkat ke kantor.
Ia patut bersyukur, ia tidak menyia-nyiakan jenjang karirnya. Sempat berpikir untuk menolak mutasi ke Jakarta, mengingat ia akan menikah dengan Dewa.
Apalagi De
