Zayn menyeruput teh manis buatan Fiola dengan senyum kepuasan. Tatapannya tetap terarah pada wajah gadis yang masih terlihat kesal dengan keputusannya. Terserah mau dibilang pelit dan lain-lain, yang jelas Zayn sudah mengunci pintu rumahnya. Supaya Fiola tidak bisa keluar. Ia bahkan mengantongi kunci rumah di saku celana panjangnya. Kalau Fiola nekad, silahkan ambil sendiri. Dan Zayn yakin Fiola tak akan berani. Setengah jam yang lalu. "Kamu anggap saja rumah sendiri, aku mau mandi dulu," ucap Zayn pada Fiola. Ketika Zayn melangkah ke dalam kamar, Fiola segara meraih ponsel dan menekan nomor Ami. "Halloo Mi, kamu dimana?" Fiola berjalan mondar-mandir sambil sesekali melirik ke dalam. Khawatir Zayn mendengar. Astaga, ia sudah mirip penguntit sekarang. Bicara pun pelan-pelan. "Ada