Iwa merasa sudah dibohongi oleh Mahesa. Mahesa mengatakan kalau Syafa tidak mencintainya, tapi pada kenyataannya Syafa masih datang dan menyatakan cinta padanya. Iwa mengerti perasaan Syafa, tidak salah bila ia membenci Iwa, karena Iwa pasti sudah merusak kebahagiaan mereka berdua. Mahesa terengah, duduk di samping Iwa yang kembali ke ruang tunggu ICU. “Wa, maafkan Abang.” Ucap Mahesa. “Iwa yang salah, Bang. Kita tidak jadi menikah saja, Bang. Iwa tidak mau merusak kebahagiaan orang lain.” Ucap Syafa sambil menurunkan pandangan matanya yang lurus, menatap ubin rumah sakit. “Kebahagiaan siapa?” tanya Mahesa. Iwa diam, ia tau itu pertanyaan basa-basi Mahesa, “Abang bahagia denganmu, Wa.” Mahesa meyakinkan, “Syafa? Semua yang dia bicarakan itu bullshit!” ucap Mahesa. “Kenapa Abang b