Lima tahun berlalu …
Raisel menatap pada dua anaknya yang berlarian ke sana kemari. Dua anak kembarnya ini tidak pernah diam, keduanya selalu pulang-pulang selalu saja membuat ulah. Entah itu merebut mainan anak orang. Entah itu menjaili anak orang. Dan lainnya. Rasa ingin memukul kedua anaknya itu seringkali muncul. Namun ketika mengingat dirinya sangat menyayangi mereka dan hanya punya mereka di dalam hidupnya membuat Raisel tidak jadi melakukannya.
“Miguel! Mingrui! Apa yang kalian lakukan?” tanya Raisel menatap pada kedua anak lelakinya yang sangat mirip sekali dengan Ardam. Raisel tersenyum kecut membayangkan pria itu. Seharusnya dia tidak pernah mengingat pria itu lagi di dalam hidupnya, tapi bagaimanapun pria b******n itu tetap ayah dari anaknya. Pria yang telah memberikan benihn
